Padi M70D Berumur Berapa

Belanja di App banyak untungnya:

Buleleng (13/11/2020), seiring perkembangan teknologi, tanaman padi pun mengalami perkembangan pesat dalam varietasnya. Padi M70D merupakan varietas padi unggulan, hal ini karena padi umumnya baru bisa panen setelah 105 hari, namun padi jenis ini sudah bisa di panen dalam kurun waktu 70 hari. Made Dana, salah satu krama Subak Buwug yang sekaligus menjabat sebagai Kelian Subak menjadi petani contoh (DEMPLOT) yang menanam padi varietas jenis baru di Subak Buwug Desa Sarimekar.

Dalam panen perdana padi jenis M70D tersebut, hadir Wakil Bupati Buleleng, dr. I Nyoman Sutjidra, Sp.Og selaku Dewan Pembina HKTI Kabupaten Buleleng, didampingi oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng beserta rombongan. Dalam sambutannya beliau memberikan apresiasi yang luar biasa terhadap krama Subak Buwug atas antusiasnya mengembangkan jenis padi M70D tersebut. Hal ini jelas merupakan kabar baik bagi petani yang memiliki areal persawahan yang tadah hujan/kesulitan air irigasi. Padi M70D telah terbukti mampu memberikan hasil optimal meskipun ditanam pada areal persawahan yang kesulitan air irigasi seperti pada Demplot di Subak Buwug ini. “Semoga bisa menjadi Lumbung pangan Kabupaten Buleleng.” ungkapnya.

Sebagai tindak lanjut diharapkan subak buwug bisa bekerja sama dengan lembaga terkait dalam pengelolaan hasil panen sehingga mendapat nilai jual yang sesuai standar utk meningkatkan kesejahteraan petani. Perlu adanya gerakan berkesinambungan dalam hal ini subak yang dinaungi oleh HKTI (Himpunan Kerukunan Tani Indonesia) Kabupaten Buleleng bekerja sama dengan Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Buleleng agar bisa menyediakan benih padi M70D kepada para petani Buleleng.

Kelian Subak Buwug, Made Dana didampingi oleh seluruh kelian subak di wilayah Desa Sarimekar beserta aparatur Pemerintah Desa Sarimekar menyambut baik apresiasi ini dan bisa menjadi Demonstration Plot (Demplot) penanaman padi M70D yang cukup mejanjikan bagi para petani.

Menurut Made Dana Padi M70D cukup menjanjikan bagi peningkatan hasil produksi pertanian dan juga pendapatan petani tentunya. Ke depan, kita berharap pemerintah daerah melakukan pengembangan untuk padi M70D ini, karena hasilnya sangat memuaskan

“Terkait hasil panen di Subak Buwug bisa mencapai 5 ton per hektar walupun dengan kondisi kurang air. " sebutnya.

Dinas terkait diharapkan mampu membawa para petani di buleleng menjadi petani yang tangguh dalam rangka optimalisasi lumbung pangan baik dari segi pembibitan, pemeliharaan sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan petani ditengah pandemi covid19.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng I Made Sumiarta Bersama HKTI Buleleng akan mengupayakan ketersediaan benih kepada petani di Kabupaten Buleleng. Jika antusiasme petani Buleleng tinggi untuk menanam padi M70D, maka dapat mendukung kebijakan Pemerintah Kabupaten Buleleng yang menempatkan sektor pertanian sebagai prioritas pembangunan.

"Agar informasi ini tersebar kepada masyarakat petani. Termasuk juga nanti bibitnya, akan kita sebar. Baik bibit untuk kelas penangkar, maupun bibit untuk kelas tanam," katanya. Berbagai upaya akan terus dilakukan pemerintah daerah untuk kemajuan sektor pertanian di Kabupaten Buleleng. Termasuk salah satunya dengan menyediakan bibit unggul bagi petani.

"Kita akan lakukan kerja sama untuk pengembangan bibit padi M70D ini. Harapan kita ke depan, bagaimana produksi pertanian terus meningkat, perekonomian petani bisa jauh lebih baik, dan Kabupaten Buleleng menjadi salah satu lumbung pangan nasional. Itu tekad kita," sebutnya.

"Ini produksinya luar biasa. Belum pernah produksi padi di Dharmasraya sebesar itu. Jadi memang ini perlu kita kembangkan bersama, untuk mewujudkan kemandirian dan ketahanan pangan daerah. Kita harap, masyarakat petani juga mendukung upaya ini," tandasnya.

PURBALINGGA– Para petani padi di wilayah Desa/Kecamatan Bukateja mulai beralih menanam padi berumur pendek dan memiliki produktivitas tinggi. Petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Sida Muncul setidaknya menanam padi varietas M 400 seluas 15 hektar, dan varietas M 70 D seluas 5 hektar. Produktivitas padi hasil panennya rata-rata 7,3 ton per hektar Gabah Kering Panen (GKP).

Hasil panen padi varietas tersebut dibuktikan langsung oleh Komandan Korem 071/Wijaya Kusuma Kolonel Inf Suhardi, Bupati Purbalingga Tasdi, SH, MM, Komandan Kodim 0702 Letkol Kav Dedi Safrudin,  Kepala Perum Bulog Sub Divisi Regional Banyumas Setio Wastono, Ketua Tim penggerak PKK Ny Erni Widyawati Tasdi, dan  sejumlah tamu undangan lain yang hadir pada temu lapang panen raya padi dan serap gabah petani di lahan Dem Farm kelompok tani Sida Muncul, Desa/Kecamatan Bukateja, Kamis (13/4).

Kepala Dinas Kepala Dinas Pertanian Ir Lily Purwati mengungkapkan, varietas padi M 400 dan M 70 D masih berupa Galur, artinya hasil padi panenannya bisa dijadikan bibit lagi. Varietas M 400 usia panen 84 hari, sedang varietas M 70 D berusia 70 hari. Selain berumur pendek, keunggulan varietas ini adalah ahan terhadap serangan hama, memiliki daya tahan terhadap lingkungan, tidak mudah roboh, dan memiliki jumlah bulir padinya bisa mencapai 400 buah.

“Dengan umur padi yang pendek dan produktivitas yang tinggi, maka dalam satu tahun bisa ditanam 3 – 4 kali pada sawah yang irigasi baik. Oleh karenanya kami optimis target surplus beras 81 ribu ton pada tahun ini bisa tercapai,” kata Lily.

Lily menambahkan, kelompok Sida Muncul merupakan salah satu kelompok terpilih menjadi lokasi Den Fam padi varietas M 400 dan M 70 D dari 16 kelompok tani se-Indonesia. Dengan berhasilnya demontrasi farm ini membuat para petani memilih untuk menanam padi yang berumur pendek. “Dari sasaran target penanaman padi seluas 49 ribu hektar, hingga saat ini sudah terealisasi seluas 23 ribu hektar. Rata-rata produktivitas padi hasil panen 6,01 ton/ha. Hasil panen terendah 5,6 ton/ha di lahan wilayah Desa Siwarak, Kecamatan Karangreja, sementara di lahan lainnya di wilayah Purbalingga ada yang bisa mencapai 8 ton/ha,” tambah Lily.

Bupati Purbalingga Tasdi mengatakan, kondisi pangan di Purbalingga dalam status cukup mantap. Hal ini terlihat dari surplus beras hampir setiap tahunnya. Pada tahun 2015 surplus beras 22.000 ton, tahun 2016 sebesar 63 .000 ton, dan pada tahun 2017 ini ditarget surplus beras 81.000 ton. “Target ini kami optimis tercapai, artinya stabilitas pangan di Purbalingga cukup baik. Presiden Soekarno pernah mengatakan, masalah pangan adalah masalah hidup matinya bangsa. Jika pangan tidak tersedia, maka rakyat akan kelaparan, dan keutuhan bangsa terganggu. Kalau pangan bermasalah, maka ketahanan nasional juga akan goncang,” kata Tasdi.

Tasdi berharap para petani nuntuk menanam varietas yang berumur pendek. Petani juga harus menerapkan sapta usaha tani dalam menjalankan budidaya tanaman. “Karena di pulau Jawa lahan pertanian semakin menyempit, maka jalan satu-satunya dengan melakukan intensifikasi dan menerapkan sapta usaha tani,” pinta Tasdi.

Dibagian lain Tasdi juga meminta kepada Bulog untuk menyerap gabah hasil panen petani sesuai dengan standar harga yang telah ditetapkan pemerintah sesuai Perpres nomor 20 tahun 2017 tentang Pedoman Pembelian Harga Gabah dan Beras petani. “Petani jangan sampai dirugikan dengan hasil panenannya, oleh karenanya Bulog segera membeli gabah petani sesuai yang ditargetkan,” pinta Tasdi.

Sementara itu Komandan Korem 071/Wijaya Kusuma Kolonel Inf Suhardi menyampaikan apresiasi kepada para petani yang telah bekerja keras dan ikut mendukung kedaulatan pangan. “Ketahanan nasional bisa tercapai jika ada ketahanan pangan. TNI bersama petani akan mewujudkan hal itu, dan TNI siap mendampingi serta mendorong para petani dalam menanam padi,” kata Suhardi. (yit/Hr/th)